SPOL.Bandung,– Pandemi yang berkepanjangan menunjukkan masih rendahnya penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Menyadari hal tersebut, Pesantren Manarul Huda menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar dengan kemandiriannya menghadapi Covid-19.
Dengan binaan Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung (Unisba), santri-santri Manarul Huda mengkreasikan secara mandiri new normal kit, seperti hand sanitizer dan masker. Tim yang diketuai oleh Meta Maulida Damayanti, drg., M.Kes, beranggotakan Meike Rachmawati, dr, M.Kes., Sp.PA, Yuniart, drg., M.Kes, Mia Kusmiati, dan dr., MPd.Ked., PhD., juga mendatangkan tim ahli pembuatan hand sanitizer dan masker, yakni Miski Aghnia K., M.Biomed.Sc.,PhD.,APT dan Ami Rahmawati, SH. dari IPII Bandung.
Ketua Tim PKM LPPM Unisba, Meta Maulida Damayanti mengatakan, sejak pandemi muncul pertama kali di bulan Desember 2019 dan pertama terkonfirmasi di Indonesia pada bulan Maret 2020, pemerintah Indonesia secara tegas memberlakukan lockdown. Data yang dirilis oleh gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, jumlah kasus terkonfirmasi semakin meningkat setiap waktunya di Indonesia, salah satunya di Kota Bandung.
Menurut dia, upaya pencegahan transmisi harus segera dilakukan di antaranya peningkatan protokol kesehatan. Populasi yang berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian khusus. Pesantren merupakan populasi keagamaan yang terdiri atas sekumpulan orang yang melakukan aktivitas bersama pada waktu dan tempat yang sama. Seluruh pesantren yang ada di Indonesia diimbau unutk melakukan protokol kesehatan dengan baik, begitu pula kebijakan yang dilakukan Pesantren Manarul Huda yang terletak di Citra Green Dago, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.
Dia memandang, santri-santri Manarul Huda memiliki potensi untuk menjadi garda terdepan dalam penerapan protokol kesehatan, teladan bagi masyarakat sekitar, dan pionir bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama denga pengurus pesantren untuk meningkatkan pengetahuan mengenai protokol kesehatan.
“Santri dilatih menjadi trained troops santri atau pelopor penerapan dan pengawasan protokol yang baik, serta pembuatan fasilitas pendukung yaitu masker dan handsanitizer, video sosialisasi protokol kesehatan serta pengadaan wastafel portable. Pengadaan fasilitas ini akan menunjang pencegahan Covid-19 dengan lebih efisien karena pembuatan mandiri yang lebih murah dan kualitas terjamin,” ucap Meta di Pesantren Manarul Huda, belum lama ini.
Meta menjelaskan, kegiatan ini dapat dijadikan sebagai titik awal para relawan milenial untuk terjun langsung mengawal pesantren menuju kawasan yang sehat bebas Covid-19. Program kemitraan masyarakat ini sesuai dengan Renstra dan topik unggulan kegiatan PKM LPPM Unisba untuk peningkatan sumber daya manusia dalam perspektif Islam sebagai upaya mewujudkan masyarakat madani.
“Pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan softskill sebagai trained troops santri, yaitu santri terlatih dalam memproduksi new normal kit serta siap menjadi pionir dalam meningkatkan protokol kesehatan satgas Covid-19 di pesantren,” ujarnya.
Meta berharap, pimpinan, pengurus, dan santri tidak hanya mahir dalam aspek pembangunan moral dan spiritual dengan intelektual yang bernuansa agamis, tetapi dapat pula menjadi motivator dan inovator dalam pembangunan kesehatan, serta menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitarnya.