madaniacoid — Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) terus melebarkan sayap kolaborasi. Kali ini dengan kalangan industri dalam rangka mengembangkan beasiswa kolaborasi melalui skema intermediasi. Teranyar, IKA UPI berkolaborasi dengan Errai Pasifik, sebuah perusahaan teknologi informasi yang berpusat di Jakarta.
Ketua Umum IKA UPI Enggartiasto Lukita menjelaskan, Beasiswa IKA UPI skema intermediasi merupakan kolaborasi antara IKA UPI dengan pihak ketiga, baik korporasi maupun individu. Dalam hal ini, IKA UPI menyalurkan beasiswa dari pihak ketiga dengan tetap mencantumkan lembaga pemberi beasiswa.
“Kami baru saja meluncurkan Beasiswa IKA UPI by Errai Pasifik, sebuah kolaborasi antara Ikatan Alumni UPI dengan PT Errai Pasifik. Melalui kolaborasi ini, Errai Pasifik akan mendanai suksesi mahasiswa UPI, mulai pembayaran uang kuliah tunggal (UKT), biaya asrama atau pemondokan, dan subsidi biaya hidup. Salah satunya berupa biaya transportasi,” terang Enggartiasto saat menyampaikan sambutan pada pembukaan LPDP Preparation Series melalui Zoom Meeting, Minggu, 4 Juni 2023.
Enggartiasto menjelaskan, hasil simulasi perhitungan Lembaga Beasiswa IKA UPI menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan untuk meluluskan satu sarjana UPI selama empat tahun adalah sebesar Rp. 42.400.000,00 (Empat puluh dua juta empat ratus ribu rupiah). Jumlah inilah yang akan dikeluarkan Errai Pasifik untuk membiayai satu mahasiswa. Artinya, jumlah donasi yang disalurkan merupakan kelipatan jumlah mahasiswa yang dibantu.
“Atas nama seluruh Pengurus Pusat IKA UPI, kami mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Errai Pasifik.
Selanjutnya, kami mengundang Bapak/Ibu untuk turut ambil bagian dalam kolaborasi ini, baik atas nama perusahaan maupun atas nama perorangan. Mari berkolaborasi untuk kemajuan pendidikan Indonesia! Mari bergandeng tangan menjadikan Indonesia sebagai pusat sumber daya unggul di dunia!” ajak Enggar, sapaan akrab Enggartiasto Lukita.
Sekretaris Jenderal IKA UPI Najip Hendra SP yang menyampaikan paparan setelah Enggar menjelaskan, penyerahan donasi Beasiswa IKA UPI tidak berarti harus dilakukan dalam satu kali pembayaran. Pihak korporat atau perorangan bisa menyepakati waktu pembayaran, bisa dilakukan dalam beberapa termin maupun berkala setiap tahun atau setiap semester. Melalui kolaborasi ini, Errai akan melakukan penyaluran secara bertahap selama empat tahun.
Sebagai informasi, PT Errai Pasifik didirikan pada 2013 dan berkantor pusat di Jakarta merupakan perusahaan pengembang perangkat lunak yang memiliki semangat tinggi terhadap teknologi baru. Errai berkolaborasi dengan klien di Amerika Serikat, Kawasan Eropa, dan Asia untuk memberikan solusi telekonferensi. Errai menghadirkan penerapan teknologi terbaru pada setiap aplikasi yang dibangun. Errai juga bekerja dengan beberapa teknologi web terbaru, membuat aplikasi seluler di platform populer seperti iOS dan Android, dan sistem pengujian otomasi terbaru.
“Beasiswa IKA UPI melalui skema intermediasi ini merupakan wujud nyata kolaborasi komunitas alumni dengan industri untuk mendorong terjadi mobilitas vertikal melalui pendidikan tinggi. Pada saat yang sama, industri bisa menjadikan program ini sebagai talent scouting. Perusahaan bisa memilih calon penerima beasiswa sesuai karakter dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan IT bisa memilih mahasiswa Ilmu Komputer misalnya. Pun dengan perusahaan lain dapat memilih sesuai kebutuhan,” terang Najip.
Lebih jauh Najip menjelaskan, Beasiswa IKA UPI merupakan salah satu program unggulan Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2022-2027. Program ini merupakan transformasi program serupa pada periode sebelumnya, di mana Beasiswa IKA UPI hadir guna mendorong terwujudnya keadilan pendidikan, terutama akses terhadap pendidikan tinggi. Beasiswa dikelola secara otonom dalam menjalankan fungsi intermediasi dana pendidikan yang berasal dari penggalangan dana (fundraising) untuk kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
Program ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi kesinambungan pendidikan sekaligus mendorong tersedianya akses pendidikan untuk semua (education for all). Guna mendukung ikhtiar tersebut, IKA UPI memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak untuk turut berpartisipasi dalam program Beasiswa Ikatan Alumni UPI.
“Secara umum, Beasiswa IKA UPI dikategorikan menjadi tiga: umum, khusus, dan intermediasi. Kategori umum ini disalurkan kepada para mahasiswa yang dinyatakan memenuhi seluruh rangkaian syarat dan ketentuan lain. Tentu dengan terlebih dahulu mengajukan dan dinyatakan berhak mendapatkan beasiswa,” jelas Najip.
“Kategori khusus diberikan kepada mahasiswa berdasarkan permintaan dari pihak donatur, baik atas pertimbangan asal daerah mahasiswa, program studi, topik penelitian, atau alasan lain yang lebih spesifik. Kategori intermediasi berupa penyaluran beasiswa dari pihak ketiga dengan tetap mencantumkan lembaga pemberi beasiswa,” Najip menambahkan.
Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan UPI Suwatno menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepedulian IKA UPI terhadap mahasiswa UPI yang memiliki masalah secara ekonomi. Menurutnya, Beasiswa IKA UPI bagi mahasiswa UPI merupakan wujud nyata partisipasi alumni untuk almamater.
“Sebagai Direktur Direktorat Kemahasiswaan, saya sangat berterima kasih kepada Ketua Umum IKA UPI dan seluruh alumni yang sudah berpartisipasi dalam program Beasiswa IKA UPI. Kami menilai ini langkah sangat baik. Harus terus dilanjutkan. Alumni-alumni yang sudah berkiprah di tingkat nasional diundang untuk turut berpartisipasi menjadi donatur,” ungkap Suwatno.
Sebagai keluarga besar UPI, Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Organisasi ini berharap pimpinan unit kerja internal UPI turut ambil bagian dalam program Beasiswa IKA UPI. Di bagian lain, salah satu putra terbaik Jawa Tengah ini berharap para penerima Beasiswa IKA UPI mendapat pembekalan bidang penulisan ilmiah. Dengan begitu, karya-karya beswan bisa dipublikasikan melalui jurnal bereputasi, baik nasional maupun internasional.
“Kalau setiap ketua prodi atau unit kerja berdonasi Rp 1 juta saja setiap tahunnya, maka akan semakin banyak jumlah mahasiswa yang bisa dibantu. Belum lagi partisipasi melalui kolaborasi dengan industri. Semoga makin banyak alumni yang berpartisipasi, makin banyak mahasiswa yang menerima beasiswa,” tutup Suwatno.
Editor:
Denny Surya