SWARAPUBLIK – Bio Farma, Induk Holding BUMN Farmasi bersama dengan Takeda, perusahaan farmasi terkemuka berbasis nilai dan R&D hari ini menandatangani perjanjian kerjasama komersial terkait dengan pemasaran Vaksin Demam Berdarah Dengue (Dengue / DBD). Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma dan Andreas Gutknecht, Presiden Direktur, PT. Takeda Innovative Medicines.
Melalui kerjasama tersebut Bio Farma akan menjalankan komersialisasi dari vaksin DBD kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), TNI/Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Pemerintah Daerah. Takeda akan terus menjalankan komersialisasi di segmen privat.
Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan, “Melalui penandatangan kerjasama ini, Bio Farma berperan aktif dalam membantu mengatasi salah satu ancaman kesehatan utama di Indonesia. Sebagai negara endemis, upaya komprehensif melawan dengue sangatlah penting. Oleh karena itu, kami akan mendorong jangkauan vaksin DBD kepada masyarakat dan perangkat negara. Kami berterima kasih kepada Takeda atas kepercayaan yang diberikan kepada kami sebagai mitra untuk melawan dengue dan menyukseskan target pemerintah nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.”
“Kami sangat gembira melihat permintaan yang tinggi untuk vaksin dengue di segmen privat sebagai salah satu pencegahan komprehensif terhadap dengue. Oleh karena itu, kami bangga dapat bermitra dengan Bio Farma untuk melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue. Kerjasama ini adalah langkah konkrit kami dalam melawan dengue di Indonesia. Takeda berkomitmen untuk memerangi dengue dengan akses yang luas terhadap vaksin kami dan dengan mendukung kerjasama publik-privat yang komprehensif untuk mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.” kata Andreas Gutknecht, General Manager Takeda, Indonesia.
Dengue adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat utama di dunia dan Indonesia adalah salah satu negara yang paling terdampak. Di Indonesia, setiap orang di Indonesia berisiko terkena dengue tanpa memandang di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup. Menurut data Kementerian Keseahatan, pada tahun 2022 terdapat 143.266 kasus DBD di Indonesia dengan 1.237 kematian. Hingga minggu ke-33 2023 kasus DBD telah mencapai 57.884 dengan 422 kematian.
Pemerintah telah melakukan pekerjaan yang luar biasa melalui program 3M+ (menguras, menutup, dan mengubur atau menggunakan kembali). Selain itu, diterbitkannya Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 merancang cetak biru penguatan pencegahan dengue, khususnya pada pilar nomor enam yang meliputi metode pencegahan inovatif termasuk vaksin, yang saat ini telah direkomendasikan oleh asosiasi-asosiasi medis.
Melalui strategi nasional, pemerintah mencanangkan target besar untuk mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030 dan menurunkan angka kasus dari 49 menjadi di bawah 10 per 100.000 pada tahun 2030.
“Takeda memiliki harapan besar bahwa dengan kerjasama ini akses terhadap vaksinasi DBD dapat membantu keluarga Indonesia untuk mendapatkan perlindungan yang komprehensif sehingga kita bersama dapat mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.” tambah Andreas. Terkait dengan hal tersebut, Takeda juga telah meluncurkan website www.cegahdbd.com, sosial media @cegahdbd.id (Instagram), Cegah Demam Berdarah (facebook), dan Youtube CegahDBD, serta kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dengue dan perlindungan yang komprehensif terhadap dengue.***
Editor:
Denny Surya