SWARAPUBLIK – Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jawa Barat, Harry Maksum, yakin Pemprov bisa memilih Kepala Manajemen KDEKS yang berkompeten dan pegiat ekonomi syariah yang memiliki komitmen yang kuat terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat.
“Saya yakin Pemprov akan memilih putra terbaik yang memiliki komitmen terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat,” ujar Harry yang juga aktif di Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jabar.
Ia pun menyambut baik kehadiran Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Jabar. Menurut Harry, kehadiran KDEKS Jabar sudah sangat lama dinanti.
“Sebab, di seluruh provinsi di pulau jawa, tinggal Jawa Barat yang belum memiliki KDEKS,” ujar Harry kepada wartawan, di Bandung, Sabtu (9/12).
Jawa Barat, tambah Harry, tertinggal dari DKI, DIY, Jateng, Jatim, dan Banten. Di semua provinsi itu sudah ada KDEKS.
Padahal, tambahnya, Jabar sudah punya Pergub No. 1 Tahun 2022 tentang Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah.
“Kita sudah lebih maju, provinsi lain belum punya payung hukum, kita sudah punya. Tapi pendirian KDEKS-nya tertinggal,” tegasnya.
Masalah ini, lanjutnya pernah menjadi sorotan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.
“Pak Wapres sempat menyoroti masalah ini, masak cuma Jabar yang gak punya KDEKS,” lanjut Harry, yang juga Ketua Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Jabar ini.
Figur yang tepat
Namun, dengan perkembangan pembentukan KDEKS Jabar saat ini Harry menyambut dengan gembira.
“Alhamdulillah, berkat dorongan Pj Gubernur dan Pj Sekda, sebentar lagi KDEKS Jabar akan segera berdiri.
“Saya dengar Pemprov sedang menyeleksi calon Kepala Manajemennya. Setelah definitif akan segera dilantik oleh KNEKS,” ujarnya.
Harry yang ikut mendirikan MES Jabar ini yakin Pemprov bisa memilih Kepala Manajemen KDEKS yang berkompeten dan pegiat ekonomi syariah yang memiliki komitmen yang kuat terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat.
“Saya yakin Pemprov akan memilih putra terbaik yang memiliki komitmen terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat,” ujar Harry yang juga aktif di Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jabar.
Di Jawa Barat, tambah Harry, sangat banyak figur-figur yang memiliki kompetensi mumpuni dan komitmen kuat terhadap ekonomi syariah.
“Figurnya bisa diambil dari akademisi, praktisi, dan pegiat ekonomi syariah,” tambahnya.
Menurut Harry, dirinya yang sudah berkecimpung di dunia ekonomi syariah lebih dari 20 tahun, banyak mengenal praktisi, akademisi, pegiat ekomomi syariah yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk jadi pimpinan KDEKS.
“Di Jabar banyak kok yang sudah memiliki rekam jejak panjang dalam mengembangkan ekonomi syariah,” jelasnya.
Mengapa harus yang memiliki rekam jejak panjang, tambahnya, supaya dalam menjalankan KDEKS tidak dari nol, tapi tinggal melanjutkan.
Karena dia pasti punya pengalaman dan jejaring yang bagus.
Kalau yang baru terjun, atau tidak punya pengalaman sama sekali, proses belajarnya akan memakan waktu. Nanti, baru tingkat pemetaan dan pemahaman, periodenya udah habis.
“Kan sayang, harapan besar masyarakat tidak terpenuhi,” tegasnya.
Karenanya, tambah Harry, dirinya yakin Pemprov akan memilih putra terbaik yang memiliki rekam jejak yang bagus, bukan yang ujug-ujug dan baru mau berkecimpung di ekonomi syariah.
“Nanti yang repot Pemprov juga, dan yang rugi, ya masyarakat,” pungkasnya.