SWARAPUBLIK – Tornado menerjang Kawasan Kabupaten Bandung hingga Sumedang, pada Rabu 21 Februari 2024. Dampak dari bencana ini menyebabkan sejumlah kerusakan rumah warga hingga Pabrik.
Menurut BPBD Jabar, di Kabupaten Bandung, kerusakan menerjang 4 bangunan pabrik, 47 unit rumah rusak ringan, 14 unit rumah rusak sedang, serta 26 unit rumah rusak berat akibat bencana Rancaekek.
Sedangkan di Sumedang, tercatat 13 bangunan pabrik dan 10 rumah rusak sedang akibat Tornado tersebut.
Teguh Rahayu Kepala BMKG Bandung mengatakan, bencana di Rancaekek bisa disebutkan dengan bencana angin puting beliung. Hal itu kata Teguh Rahayu dilihat dari sebaran dampak yang hanya berkisar 3-4 KM.
“Puting beliung itu small Tornado. Jadi kalau orang kita itu menyebut puting beliung. Bedanya kalau Tornado kecepatan relatif tinggi lebih dari 70 km per jam. Kalau small Tornado di bawah 70 km per jam. Begitu juga dampaknya efek tornado besar bisa di atas 10 km dan lebih luas lagi. Kalau puting beliung 3-5 km. Kemarin dampak yang terjadi itu antara 3-4 km,” katanya Kamis 22 Februari 2024.
Selanjutnya, Teguh Rahayu menjelaskan beberapa faktor penyebab terjadinya small Tornado atau puting beliung Rancaekek.
Menurut Kepala BMKG Bandung, salah satu penyebab terjadinya puting beliung Rancaekek karena faktor cuaca ekstrem yang ada di wilayah Jabar.
“Kemarin dipicu hujan intensitas tinggi disertai angin. Analisa kami terkait cuaca memang kemarin suhu muka laut hangat mendukung uap air ke jabar. Kelembapan lapisan udara 800-500 mb relatif basah. jadi faktor suhu muka laut ini memicu. Kemudian ada sirkulasi siklonik di sumatera ada netral poin dan pertemuan dan perlambatan angin. Dampak susulan adanya pertumbuhan awan awan cumulonimbus dan ini yang memicu hujan lebat,” Ujarnya ***(Hendry Millenianda)