SWARAPUBLIK – Mobil listrik terbukti memberikan banyak kemudahan, keuntungan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Hal tersebut dirasakan oleh pasangan suami istri Gatot Darwanto dan Luciana Dewanti.
Sebelum membeli mobil listrik, Gatot menggunakan mobil klasik berbahan bakar BBM dengan spesifikasi RON khusus. Seiring waktu, biaya bahan bakar mobilnya terus naik. Hal ini tentu berdampak pada pos biaya pengeluaran keluarganya, terlebih biaya transportasi sifatnya rutin.
Melihat hal tersebut, Gatot mencari alternatif jenis mobil lain dan akhirnya pada Oktober 2022 memutuskan membeli mobil listrik (Electric Vehicle / EV). Sejak itu, dia dan istri menggunakan mobil listrik sebagai alat transporatasi utama keluarga mereka.
“Waktu itu kan bahan bakar BBM naik terus, kami berpikir apakah ada alternatif lain. Oleh karena itu kami ingin mengubah pola hidup dari konsumen BBM menjadi listrik,” kata Gatot belum lama ini.
Gatot mengatakan bahwa dengan menggunakan kendaraan listrik, penghematan biaya pengisian baterai mobilnya bisa mencapai seperlima bahkan seperenam dari biaya bahan bakar mobil fosilnya dulu. Saat mobilnya di charge full 100%, jarak yang ditempuh bisa sampai 500 an km.
“Untuk 1 kilowatt hour (kWh), mobil listrik saya bisa menempuh kurang lebih 6 kilometer. Mobil klasik saya, 1 liter juga untuk jarak kurang lebih 6 kilometer. Namun, harga bahan bakar mobil fosil saya dulu sekitar Rp. 14.500 / liter ya. Sementara itu, harga 1 Kwh saat melakukan pengisian di SPKLU kan Rp. 2.466,78 / kWh, ini kurang lebih 6 kali kan. Itu saja hitungannya, biaya operasional sehari-hari. Tentunya kalau kita kumulatifkan 1 bulan, ya menghemat,” jelas Gatot.
Biaya perawatan mobil listriknya pun menurut Gatot nyaman di kantong. Kini, dia tidak perlu mengeluarkan uang secara rutin untuk mengganti oli. Pembelian atau penggantian suku cadang mobil sangat jarang dilakukan karena jumlah sparepart mobil listrik lebih sedikit, sekitar seperlima dari sparepart mobil klasiknya
Di samping itu, masih ada banyak manfaat yang diperoleh Gatot saat menggunakan kendaraan listrik seperti lebih bebas berkendara kemana saja karena tidak dikenakan aturan ganjil genap, pajak mobil listrik lebih ringan daripada mobil klasiknya, tidak bising dan ramah lingkungan karena tidak ada polusi. Bahkan, mulai 20 Maret 2023 Pemerintah resmi memberikan pemberian insentif atau subsidi kendaraan listrik. Kebijakan ini diambil untuk mendorong percepatan penjualan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
“Selain untuk mendukung program pemerintah, kita tentu harus memikirkan generasi ke depan yaitu bagaimana menciptakan lingkungan yang bersih dan hijau, mengurangi polusi udara, polusi suara serta mengurangi pemanasan global. Pada era anak cucu kita, bahan bakar fosil kan lama-lama juga akan habis dan mahal. Oleh karena itu, tentu nantinya akan beralih ke kendaraan berbahan bakar listrik (EV).” ujar Gatot.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat Susiana Mutia menegaskan bahwa PLN siap mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik di Jawa Barat.
“Kami telah menyediakan 113 SPKLU dengan 131 buah charger yang tersebar di 26 kota/ kabupaten se Jawa Barat dan seluruhnya terintegrasi dengan PLN Mobile/ Charge in. Selain itu, PLN juga memberikan banyak insentif berupa promo penyambungan baru untuk pemasangan EV Home Charging, serta adanya diskon 30 persen pemakaian listrik saat melakukan pengisian baterai EV menggunakan home charging pada pukul 22.00 sampai 05.00,” kata Susiana.
Untuk mengajukan layanan home charging PLN, pemilik mobil dapat menghubungi kantor PLN terdekat dengan menunjukkan bukti kepemilikan kendaraan listrik dan peralatan home charging pada saat pendaftaran.
“Dengan adanya berbagai infrastruktur dari PLN dan kemudahan layanan ini, semoga makin banyak masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan listrik karena banyak keuntungan dan manfaat yang diperoleh pelanggan setelah menggunakan kendaraan listrik,” pungkas Susiana.***
Editor:
Denny Surya