SWARAPUBLIK – Lagu daerah dari Sumatera Barat berjudul Ayam Den Lapeh yang diarensemen ulang oleh para mahasiwa dan mahasiswi ISBI Bandung dan Guangxi Arts University mampu menciptakan atmosfir baru. Sehingga lagu pop daerah minang itu menjadi lebih segar dan akrab ditelinga gen Y dan Z.
Lagu yang berisikan pesan moral agar tidak larut dalam kesedihan karena kehidupan terus berjalan ini secara apik dimainkan dengan alat musik tradisional dari China dan Indonesia yang berpadu dalam harmoni nada.
Alhasil pertunjukan musik etnik Flowers of Silk Road, bertajuk, “Together With Ethnic Music Concert” ini berhasil membuat ratusan penonton yang memenuhi Gedung Kesenian Sunan Ambu, ISBI Bandung pada Senin malam, 4 Desember 2023 tidak beranjak dari tempat duduk nya.
Ditemui usai pertunjukan, Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., mengatakan kerjasama antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University ini sudah terjalin sejak tahun 2015 lalu dan setiap tahunnya selalu ada kegiatan yang melibatkan keduanya.
“ISBI Bandung banyak mengirimkan pengajar ke sana Lili, Iyus, Yosep, dan yang paling lama Rendi yang hingga sekarang mengajar di Guangxi Arts University,” kata Retno kepada wartawan.
Baru – baru ini, kata Retno, ISBI Bandung juga ikut ambil bagian dalam sebuah festival tari di China dengan mengutus Prof. Endang.
Kerjasama ISBI Bandung dengan Guangxi Arts University, harapannya akan terus berlangsung karena masih banyak kegiatan lainnya seperti festival musik se-Asia dan tentu saja ISBI Bandung turut serta.
“ISBI Bandung patut berbangga karena para pemain musik yang merupakan Mahasiswa dan Mahasiswi Guangxi Arts University pertama kali datang ke ISBI Bandung,” ujarnya.
Lebih jauh, Retno menuturkan melalui pertunjukan kolaborasi antara ISBI Bandung dengan Guangxi Arts University ini ingin memperlihatkan semua potensi etnik yang ada pada berbagai wilayah.
“Musik etnik ini mempunyai kekuatan sehingga dapat terjalin kolaborasi, dan saling kerjasama antar dua negara,” ujarnya.
Namun, lebih dari itu ada hal yang paling penting yakbi bagaimana menyadarkan kembali generasi muda bahwa ternyata musik etnik bisa dipertunjukan dengan berbagai cara, “Jadi musik etnik itu tidak kuno, tidak ketinggalan zaman, dan bisa beradaptasi pada berbagai jaman” tegasnya.
“Kita lihat dalam pertunjukan musik etnik tadi, bahwa musik rakyat dan musik tradisional dari beberapa negara dapat di kolaborasikan dan ini dilakukan agar lebih menarik,” pungkasnya.***