SWARAPUBLIK – Pernah merasa merasa bingung bagaimana cara meminta maaf pada orang lain? Atau mungkin sudah minta maaf tapi ia masih kesal? Hal itu mungkin terjadi karena apology language atau bahasa meminta maaf kalian berbeda. Agar masalah tak berlarut-larut, yuk kita kenali bahasa-bahasa dalam meminta maaf!
Melansir laman Satu Persen, Apology language dikembangkan oleh psikolog bernama Gary Chapman dan Jennifer Thomas. Sebelumnya Gary Chapman sudah lebih dulu mengembangkan love language atau bahasa cinta yang kini populer di kalangan Gen Z. Teori-teori tersebut dikembangkan dengan harapan seseorang dapat meminta maaf atau mengutarakan cinta dengan beragam cara, tergantung metode yang sesuai dengan sang penerima.
1. Mengungkapkan Penyesalan: “Aku Minta Maaf.”
Tipe apology language yang pertama ialah mengungkapkan penyesalan dengan tulus atas kesalahan yang diperbuat. Seseorang dengan tipe ini ingin mengetahui apakah kamu memahami kesalahan yang telah diperbuat. Jangan sampai mengatakan “maaf” dengan setengah hati atau asal-asalan, karena tipe ini tidak menyukainya.
2. Menerima Tanggung Jawab: “Aku Salah.”
Orang dengan tipe apology language ini memintamu untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat dengan sungguh-sungguh. Ia ingin mendengar pengakuan darimu dan sadar akan kesalahan yang telah diperbuat. Hindari menyalahkan orang lain atau gengsi megakui telah melakukan kesalahan.
3. Memberi Ganti Rugi: “Aku akan Memperbaikinya.”
Tipe ini memintamu memberikan cara untuk menebus kesalahan atau ganti rugi. Caranya dengan menawarkan ganti rugi kemudian menawarkan apa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Namun biasanya tipe permintaan maaf ini digunakan untuk kesalahan akibat kerusakan atau kehilangan.
4. Tidak Mengulangi Kesalahan: “Aku Janji Gak Akan Ulangi Lagi.”
Kata “maaf” saja tidak cukup bagi mereka dengan tipe ini. Mereka membutuhkan komitmen untuk mengubah perilaku burukmu, agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Minta maaflah dengan tulus, berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, diikuti dengan perubahan perilaku.
5. Memohon Pengampunan: “Tolong Ampuni Aku!”
Orang dengan tipe permintaan maaf ini ingin diberikan kekuasaan penuh, apakah mereka akan memaafkanmu atau tidak. Tipe ini biasanya butuh waktu untuk memutuskan memberi maaf atau tidak. Jangan paksa tipe ini untuk segera memberi maaf, sebab ia belum siap kembali berdamai dengan orang yang telah menyakitinya.
Meski meminta maaf bukanlah tindakan mudah, namun dengan komunikasi semua masalah dapat terselesaikan. Setelah memahami bahasa permintaan maaf, diharapkan kamu bisa memahami cara meminta maaf yang tepat. Namun perlu diingat bahwa ketika hendak meminta maaf, gunakan apology language mereka, bukan diri kita sendiri.*** (Mahayuna Gelsha Supriyadi)