SWARAPUBLIK – Menjelang perayaan Hari Raya Lebaran 2024, warga di Kampung Nagrak, Cikelat, mulai membuat bungkus ketupat. Bungkus ketupat memiliki peran penting sebagai tempat untuk membungkus beras sebelum direbus dalam dandang.
Kegiatan memasak ketupat ini selalu menarik perhatian karena proses pembuatannya yang unik dan menuntut keahlian khusus. Namun, tidak hanya proses memasaknya yang menarik, tetapi juga pembuatan bungkusnya.
Ahmad Tajudin, yang telah lama terlibat dalam kegiatan memasak dan menyajikan makanan tradisional, membagikan pandangannya tentang proses pembuatan bungkus kupat yang telah berlangsung turun temurun di kampung tersebut.
“Di kampung kami, pembuatan bungkus kupat merupakan bagian penting dari warisan budaya kami. Ini adalah tradisi yang kami lestarikan sejak nenek moyang kami,” ungkap Irfan Fauji saat diwawancari, Selasa 9 April 2024.
Proses pembuatan bungkus kupat dimulai dari pengumpulan bahan baku yang terdiri dari daun kelapa yang masih muda dan telah dipotong menjadi ukuran yang sesuai. Kemudian, daun-daun tersebut dicuci dan direbus untuk memastikan kebersihannya.
Setelah daun kelapa siap, langkah berikutnya adalah membentuk bungkus kupat. “Ini adalah proses yang membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus. Daun kelapa harus dilipat dengan presisi agar nantinya bisa menahan ketika adonan kupat dimasukkan ke dalamnya,” jelas Irfan sambil menunjukkan teknik lipatan yang rumit namun indah.
Setelah bungkus kupat terbentuk, barulah adonan kupat dimasukkan ke dalamnya. Adonan yang terbuat dari beras yang telah direndam air terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam bungkus dan dibentuk menjadi bulatan kecil.
Proses selanjutnya adalah merebus kupat dalam waktu yang cukup lama hingga matang sempurna. “Kunci dari kupat yang enak adalah proses pemasakan yang tepat. Kita harus memastikan bahwa kupat matang secara merata di dalam bungkusnya,” tambah Irfan.
Setelah matang, kupat kemudian dikeluarkan dari bungkusnya dan siap disajikan. “Biasanya kami menyajikan kupat dengan pelengkap seperti sayur lodeh atau rendang. Rasanya benar-benar lezat dan mengingatkan kami akan cita rasa masa kecil di kampung,” tutur Irfan sambil tersenyum.
Dengan kegiatan seperti ini, masyarakat di Kampung Nagrak, Cikelat, Sukabumi tidak hanya menjaga tradisi leluhur mereka tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara warga. Proses pembuatan bungkus kupat bukan hanya sekadar kegiatan memasak, tetapi juga merupakan cara untuk memperkokoh kebersamaan dan kebanggaan akan warisan budaya mereka.