SWARAPUBLIK – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung kembali berpartisipasi pada festival internasional The 13th China-ASEAN Music Festival 2024. ISBI Bandung menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia dalam festival yang diselenggarakan oleh Guangxi Arts University, di Concert Hall, Guangxi Culture and Art Center, Nanning, Cina. 6 – 11 November 2024
Dalam festival internasional tersebut, delegasi ISBI Bandung dipimpin oleh Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum. yang didampingi oleh Dr. Lili Suparli, S.Sn., M.Sn (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Seni Pertunjukan,); Mustika Iman Zakaria, S.Sn., M.Sn (Ketua Jurusan Seni Karawitan), dan 2 orang dosen Seni Karawitan yakni Dr. Dinda Satya Upaja Budi, S.Kar., M.Hum dan Sofyan Triyana, M.Sn. serta pangrawit dan perwakilan mahasiswa dari jurusan Seni Karawitan dan Seni Tari.
“Dalam festival internasional di China, ISBI Bandung menampilkan berbagai kesenian Sunda di dua tempat yang berbeda yakni di Guangxi Arts University dan People’s Theatre The Three Street’s and Two Lanes Nanning. Kesenian Sunda yang dibawakan ISBI Bandung yaitu: Rampak Kendang, Pencak Silat Tungbreng, Sekar Sunda, Wanci, Wayang Golek, Kawih Wanda Anyar, Degung, Jaipongan, Ketuk Tilu, dan Cianjuran,” Kata Retno dalam keterangan resminya, Rabu 20 November 2024.
Retno menuturkan, pada Opening ceremony The 13th China-ASEAN Music Festival 2024, ISBI Bandung bersama grup musik asal Vietnam dan vocal group dari Guangxi Arts University mempersembahkan kolaborasi pertunjukan musik yang epik. “Salah satu delegasi ISBI Bandung, Sofyan Triyana mendapatkan tawaran untuk memperlihatkan keahliannya pada pertunjukan solo “Tarompet Sunda.” Kata Retno.
Di penghujung rangkaian kegiatan, ISBI Bandung (Dr. Lili dan Dr. Dinda) berkolaborasi dengan mahasiswa Guangxi Arts University dalam workshop Wayang Golek dan Wayang/Boneka khas Provinsi Guangxi.
Seperti diketahui, selain dari Indonesia, sejumlah seniman dari beberapa negara lain seperti dari Vietnam, Thailand, Hongkong, Korea Selatan dan Swiss dengan Cina sebagai tuan rumah ambil bagian dalam kegiatan The 13th China-ASEAN Music Festival 2024.
“ISBI Bandung juga diminta untuk mengajarkan cara penggunaan alat musik Angklung kepada komunitas Cina-Indonesia yang tinggal di Cina,” Kata Retno
ISBI Hadiri Sidang Umum ke-4 Aliansi Perguruan Tinggi Seni ASEAN-Tiongkok
Dalam lawatannya ke China, ISBI Bandung juga menghadiri kegiatan 4th General Assembly of the ASEAN-China Arts Colleges Alliance (ACACA) dan Round Table Meeting of the Heads of China-ASEAN Art Colleges.
“Suatu kehormatan bagi kami dapat berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan 4th General Assembly of the ASEAN-China Arts Colleges Alliance (ACACA) dan Round Table Meeting of the Heads of China-ASEAN Art Colleges,” kata Retno.
Menurut Retno, tema yang diangkat dalam pertemuan ini yaitu “Keberagaman Warisan Budaya dan Inovasi Pendidikan Tinggi Seni” sangat relevan dengan visi kami di Indonesia, khususnya pada program Pemajuan Kebudayaan yang fokus pada upaya pelestarian, pengembangan, inovasi, dan pemanfaatan warisan budaya.
“Bagi kami di ISBI Bandung, upaya melestarikan budaya tidak hanya sebatas menjaga tradisi tetapi juga mengembangkan dan berinovasi seni dan budaya untuk masa depan yang lebih cerah,” Kata Retno.
Menurutnya, masyarakat Indonesia mempunyai beragam warisan budaya yang tersebar di seluruh provinsi. keberagaman inilah yang menjadi kekuatan bagi Indonesia, “Bhineka Tunggal Ika” membingkai keberagaman Indonesia dengan satu tujuan, menuju Indonesia maju.
“Keberagaman warisan budaya tersebut menjadikan Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai negara budaya (adibudaya) tertinggi. Namun modal budaya yang sangat besar ini belum mendapat perhatian yang baik dan belum diusulkan sebagai warisan budaya dunia sehingga hanya 13 warisan budaya yang terdaftar di UNESCO” katanya.
“Peran perguruan tinggi khususnya bidang seni budaya dalam “Keanekaragaman Warisan Budaya dan Inovasi Pendidikan Tinggi Seni” adalah berperan aktif dalam melaksanakan pemajuan kebudayaan. ISBI Bandung melakukan berbagai pelestarian, rekonstruksi, revitalisasi, dan inovasi seni dan budaya Indonesia khususnya bahasa Sunda,” Imbuhnya.
Retno menuturkan, bentuk ini dikembangkan dalam pembelajaran/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. selain itu, ISBI Bandung memberikan kontribusi kepada daerah dengan mencatatkan warisan budaya takbenda berupa karya tulis akademis kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan pengakuan dari Kementerian Kebudayaan.
Bentuk pendokumentasian warisan budaya takbenda usulan UNESCO berupa 10 film dokumenter dilakukan oleh masyarakat ISBI Bandung. Hal ini menunjukkan betapa strategisnya peran perguruan tinggi dalam mengelaborasi warisan budaya yang beragam.
Kegiatan lain yang memperkuat pencatatan keberagaman budaya Indonesia adalah portal Sistem Informasi Kebudayaan Indonesia “Si Budi” dan Sistem Informasi Warisan Takbenda Berwujud Indonesia “SiWati” sebuah aplikasi sistem yang diharapkan dapat memperkuat dan memudahkan akses penyebaran warisan budaya Indonesia.
Peran Strategis ISBI Bandung dalam Pemajuan Kebudayaan
Dalam kesempatan tersebut, Retno menuturkan pada tanggal 5 Oktober 2024, ISBI Bandung merayakan Dies Natalis ke-56 dengan tema “Inovasi, Teknologi, dan Transformasi Seni dan Budaya.” melalui tema ini, kami ingin menekankan peran strategis ISBI Bandung dalam upaya pemajuan kebudayaan, dimana kami berupaya aktif menjalin hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan budaya, mulai dari pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi, dan media. Sinergi Pentahelix ini dilakukan untuk memperkuat ketahanan budaya yang dimiliki.
“Langkah ini penting agar kita dapat berkontribusi membangun ekosistem budaya yang lebih kuat,” kata Retno.
Menurutnya, negara-negara di kawasan Tiongkok-ASEAN mempunyai warisan budaya yang sangat kaya dan berkaitan. Secara historis, kita telah menerima pengaruh budaya yang hampir sama sejak zaman prasejarah, antara lain pengaruh Hindu-Buddha, Islam-Cina, dan Barat. pengaruh kehidupan dan penghidupan juga mempunyai budaya yang hampir sama, Bagaimana negara perairan dan negara agraris memberikan warna dan budaya yang sama.
“Hal ini menimbulkan keterikatan dan keterhubungan dalam banyak hal, salah satunya adalah harta karun berupa bambu. banyak Kebudayaan dalam kehidupan bambu, filosofi, kegunaan, ekologi, dan alat musik,” katanya.
Alat musik tersebut selain berfungsi sebagai alat musik juga sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang masih dijadikan pedoman hidup masyarakat pertanian tradisional. melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat memperkuat rasa memiliki dan pemahaman budaya yang lebih mendalam di antara kita semua.
pada kesempatan kali ini, kata Retno, ISBI Bandung mengajak seluruh perguruan tinggi seni yang tergabung dalam ACACA untuk membuka peluang dan mempererat kerjasama yang berkelanjutan. kerjasama yang dapat kita lakukan mencakup berbagai bidang, antara lain melalui program penelitian, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta kerjasama di bidang musik, tari, teater, desain fesyen, seni rupa, patung, film, dan lain sebagainya.
“Kami percaya bahwa melalui program-program ini, kita tidak hanya dapat memperkaya pengetahuan dan karya seni tetapi juga mempererat hubungan budaya yang sudah terjalin antar negara kita,” katanya.
“Besar harapan kita bahwa pertemuan ini dapat membuka banyak peluang baru untuk berkolaborasi, dan semoga setiap inisiatif yang kita lakukan dapat menjadi landasan kokoh bagi kerja sama seni dan budaya antar perguruan tinggi seni di kawasan ASEAN-Tiongkok. Hanya itu yang bisa kami sampaikan,” pungkasnya.***