SWARAPUBLIK — Bertepatan dengan hari lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, ratusan pesilat yang tergabung dalam Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kota Bandung ambil bagian dalam Pasanggiri Seni Ibing Pencak Silat antar Kecamatan se-Kota Bandung mulai tanggal 1 hingga 3 Juni 2023.
“Dalam kegiatan yang berlangsungtiga hari ini, tidak kurang dari 750 peserta ikut ambil bagian dalam berbagai kategori” ujar Ketua DPD PPSI Kota Bandung Asep Rohendra dalam pembukaan Pasanggiri Seni Ibing Pencak Silat antar Kecamatan se-Kota Bandung, Kamis 1 Juni 2023.
Asep menuturkan, kegiatan ini sekaligus sebagai upaya penjaringan dan seleksi atlet yang akan berlaga pada ajang Pasanggiri Pencak Silat Jawa Barat pada bulan agustus mendatang di Kota Banjar.
“Pasanggiri Pencak Silat DPW PPSI Jawa Barat yang akan digelar pada bulan Agustus 2023 ini bertepatan dengan Hari Jadi PPSI dan HUT RI,” kata Asep.
Asep menambahkan, meski pencak silat saat ini telah diakui oleh dunia bahkan telah ditetapkan sebagagi warisan dunia takbenda dari Indonesia, namun perhatian dari pemerintah untuk kelestarian seni bela diri asli Indonesia ini masih kurang.
“Alhamdulilah, selama ini DPD PPSI Kota Bandung masih bisa mandiri utamanya dalam pendanaan setiap kali ada event. Perhatian pemerintah dirasa masih sangat kurang,” tegas Asep.
Sementara itu, usai membuka acara Pasanggiri Seni Ibing Pencak Silat antar Kecamatan se-Kota Bandung. Anggota DPR RI Komisi I dari dapil Bandung Cimahi, Nurul Arifin mengatakan Pencak silat merupakan seni bela diri asli Indonesia yang telah diwariskan oleh leluhur dari generasi ke generasi.
“Tradisi pencak silat ini dikembangkan di berbagai daerah dengan keunikan gerakan dan musik pengiringnya masing-masing, menjadi sebuah harmoni yang indah” ujarnya.
Nurul menegaskan tradisi pencak silat sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 2019 silam di acara Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Kolombia.
Pencak silat dinilai telah memiliki seluruh elemen yang membentuk Warisan Budaya Takbenda. Tradisi bela diri ini terdiri dari tradisi lisan, seni pertunjukan, ritual dan festival, kerajinan tradisional, pengetahuan dan praktik sosial, serta kearifan lokal.
“Pencak silat sendiri diakui UNESCO telah menjadi identitas sekaligus pemersatu bangsa. Budaya ini mengandung nilai-nilai persahabatan, sikap saling menghormati, dan juga sportifitas.” ujarnya.
Oleh karena itu, tegasnya, sekarang bagaimana kita merawat dan melestarikannya. Hal ini tentu harus mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang cukup.
Sehingga, ujar Nurul, persoalan yang tadi disampaikan oleh ketua DPD PPSI Kota Bandung Asep Rohendra bisa segera teratasi. Karena Penca Silat ini kharus terus dilestarikan sehingga nilai tradisional tidak luntur atau hilang.
“Harus ada kepedulian dari pemerintah setempat, karena semangat saja tidak cukup tapi harus ada dukungan anggaran yang cukup dari pemerintah setempat. Saya berharap, keluhan dari para pelaku seni tradisi pencak silat ini bisa segera direspon dengan baik oleh semua pemangku kebijakan,” pungkasnya.***
Editor:
Denny Surya