SWARAPUBLIK — Guna mempercepat penurunan stunting diperlukan strategi komunikasi yang tepat utamanya merubah perilaku. Terkait dengan hal itu, perwakilan BKKBN Jawa Barat bersilaturahmi dengan rektor Universitas Padjajaran Bandung, Prof. Dr. Rina Indiastuti.
Menurut Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN, teguh menuturkan dalam
Percepatan Penurunan Stunting (PPS), peran BKKBN lebih menitikberatkan pada aspek pencegahan.
“Ada 3 sasaran utama yang disasar BKKBN. Calon pengantin (catin), ibu hamil, dan ibu melahirkan sampai dengan anaknya berusia 2 tahun (1000 HPK). Sehingga kunci utamanya dalam pencegahan stunting terletak pada Komunikasi Perubahan Perilaku,” tegas Teguh. Kamis 13 Juni 2023
“Karenanya, kami berharap bisa bekerjasama dengan Unpad dalam membangun laboratorium komunikasi perubahan perilaku. Sehingga akan lahir sebuah inovasi baru, terutama dalam aspek komunikasi perubahan perilaku,” imbuh Teguh.
Dirinya juga menuturkan saat ini berdasarkan data hasil verifikasi dan validasi yang dilakukan BKKBN terakhir, tak kurang dari 13,5 juta keluarga termasuk pada kategori Keluarga Berisiko Stunting. Dengan adanya inovasi ini, akan menjadi rujukan utama bagi 600 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai komunikator pencegahan stunting di lapangan.
Sementara itu Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti menyambut baik rencana tersebut. Bahkan dirinya menuturkan bahwa pihaknya juga saat ini sering membersamai kabupaten kota, provinsi dan berbagai pihak dalam mengevaluasi PPS.
“Unpad juga saat ini tengah membangun rumah sakit dengan center of excellence tumbuh kembang anak dan KIA,” ujarnya.
“Intinya kalau diajak kolaborasi, kami siap. Karena kami juga masih harus terus belajar. Semakin banyak pihak yang berkolaborasi, semakin baik. Walaupun kelihatannya mudah, tapi challenging. Karena percepatan penurunan stunting ini basisnya perubahan perilaku,” pungkas Rektor Unpad.***
Editor:
Denny Surya