SWARAPUBLIK – Setelah menempuh perjalanan selama kurun waktu tiga bulan, Sebanyak 33 biksu thudong yang melakukan tradisi thudong dari Thailand tiba di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Dikutip Dari DetikJateng, Para biksu thudong memulai perjalanan mereka dari Candi Pawon. Kemudian, mereka berjalan menuju Candi Borobudur yang berjarak sekitar 2,1 km.
Sesampainya di Candi Borobudur, mereka disambut di Gerbang Kalpataru oleh Ketua Umum DPP Walubi S Hartati Murdaya dan Direktur Utama PT TWC Febrina Intan. Para biksu thudong ini diberikan rangkaian bunga sedap malam. Mereka kemudian berjalan melalui jalan utama dan naik ke bangunan Candi Borobudur untuk melakukan kegiatan ibadah.
Di puncak, para bhante ini melakukan sujud, berdoa, meditasi, dan melaksanakan pradaksina. Mereka mengungkapkan perasaan haru karena mereka berhasil mencapai Candi Borobudur dengan tekad yang kuat.
“Semuanya (bhante) benar-benar terharu, semuanya benar-benar khusyuk sebagai bhikkhu dhutanga yang mempunyai tekad sampai akhir finish, semua mereka sedih. Bukan sedih nangis, tapi sedih terharu karena keinginan mereka tercapai,” Pungkas Bhante Kantadhammo.
Meninggalkan Kesan Indah Bagi Para Biksu Thudong
Kantadhammo, seorang biksu dari Thailand yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan thudong, menyatakan bahwa hanya dua dari 33 biksu yang pernah mengunjungi Indonesia sebelumnya. Pengalaman ini menjadi sangat berkesan bagi banyak biksu.
Adapun Biksu Nathanpong menyampaikan bahwa kunjungan ini memberikan pengalaman yang luar biasa. Lantaran baginya Sangat menakjubkan bisa beribadah di bangunan yang begitu indah seperti Candi Borobudur.
Sebelum mencapai Candi Borobudur, para biksu sempat bertemu dengan Bupati Magelang, Zaenal Arifin. Dalam pertemuan tersebut, para biksu berencana untuk melakukan thudong di Indonesia setiap tiga tahun sekali.
”Jumlah biksu bisa lebih banyak dan berasal dari negara lainnya,” kata Zaenal.
Dalam pertemuan tersebut, para biksu juga berterima kasih atas sambutan warga. Tidak hanya senyuman, tetapi juga derma berupa makanan dan minuman.
”Ramainya penyambutan untuk para biksu menunjukkan indahnya kebersamaan di atas semua keberagaman,” ujarnya.
Editor:
Denny Surya