SWARAPUBLIK – Management of Technology Laboratory, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM-ITB) bekerjasama dengan Lembaga Penelitian, Inovasi, dan Komersialisasi (LPIK) ITB menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) daring dengan tema ‘Manajemen Komersialisasi Teknologi di Perguruan Tinggi’. Acara ini digelar Rabu, 12 Juli 2023, melalui Zoom Meeting dengan live streaming di kanal YouTube.
FGD ini menghadirkan narasumber-narasumber terkait, di antaranya Direktur Utama PT. Rekacipta Inovasi ITB, Sekretaris Lembaga Bidang Transfer Teknologi LPIK ITB, Komisaris PT. Rekacipta Inovasi ITB, Direktur BPUDL-ITB, Direktur PUI UGM, Kepala LKST IPB University, inventor, investor (MDI Telkom), perwakilan industri (SME dan startup) seperti Lintasarta dan Kazee, perusahaan besar (BUMN dan swasta), serta perwakilan dari pemerintah. FGD ini diselenggarakan untuk melihat sejauh mana praktik komersialisasi teknologi yang berkembang di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia.
Acara dibuka oleh perwakilan LPIK ITB, Arif Sasongko, PhD. yang memberikan bahan diskusi terkait pentingnya kolaborasi dengan industri serta kebutuhan akan sandboxing riset.
”Kolaborasi dengan industri dan upaya sandboxing riset menjadi tantangan yang perlu didiskusikan di forum ini,” ungkap Arif dalam keterangan resminya, Jumat 14 Juli 2023.
Proses komersialisasi teknologi menjadi aspek penting dalam kemajuan bangsa. Perguruan tinggi sebagai pusat riset memiliki potensi besar untuk berkontribusi melalui proses komersialisasi produk-produk riset. Namun, untuk meningkatkan efektivitas proses komersialisasi di perguruan tinggi, perlu adanya upaya perbaikan terus-menerus.
Direktur Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL) ITB Deddy Priatmodjo Koesrindartoto menyoroti skema komersialisasi riset kampus yang masih dirasa overlap sehingga perlu diorkestrasi lebih baik.
“Kolaborasi antara usaha-usaha komersialisasi riset di ITB, seperti yang sudah dilakukan oleh PT. Rekacipta Inovasi ITB dan LPIK perlu dikelola dengan baik,” ungkap Deddy.
Dari siaran pers dalam acara tersebut, dilakukan diskusi yang dimulai dengan narasi dari aktor atau institusi yang terlibat dalam komersialisasi teknologi di perguruan tinggi, baik dari ITB, IPB, UGM, dan dilanjutkan dengan tanggapan dari inventor, investor, industri, dan perusahaan.
Prof. Erika Budiarti Laconi, Kepala LKST IPB University, memaparkan upaya-upaya IPB University dalam komersialisasi dengan semangat satu pintu, di mana seluruh usaha komersialisasi difasilitasi oleh IPB,
“Di IPB tidak ada dosen yang bekerja sendiri, semua melalui LKST IPB University,” Ungkap Erika.
Dr. Hargo Utomo, Direktur PUI UGM, menambahkan bahwa salah satu faktor penting dalam usaha komersialisasi adalah pemahaman akan kebutuhan dan perilaku pasar.
“Komersialisasi inovasi teknologi lebih banyak bertumpu pada olah ‘seni’ (Art) dibanding ‘ilmu’ (Science),” ungkapnya.
Dengan FGD tersebut, diharapkan dapat diperoleh wawasan yang berharga dan solusi untuk meningkatkan efektivitas komersialisasi teknologi di perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan inovasi di Indonesia.***
Editor:
Denny Surya