SWARAPUBLIK – Puisi menciptakan banyak abstraksi dari perasaan dan emosi. Tidak seperti jenis sastra lain, puisi merupakan bentuk ekspresi yang paling indah. Hari ini, 21 Maret 2024 diperingati sebagai Hari Puisi Sedunia 2024.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang kita kenal sebagai UNESCO, Hari Puisi Sedunia mereka usulkan pada konferensi umum ke-30 di Paris tahun 1999.
Dilansir dari situs National Day, Hari Puisi Sedunia di inisiasi UNESCO untuk “memberikan pengakuan dan dorongan baru bagi gerakan puisi nasional, regional, dan internasional.”
Mereka berharap perayaan puisi di seluruh dunia dapat menginspirasi, melestarikan bahasa-bahasa yang terancam punah, dan merangsang ekspresi puisi sepanjang hari ini.
Puisi muncul sekitar tahun 2000 SM, namun diyakini puisi sudah ada sejak 4000 tahun lalu di Babilonia sebelum penyebaran literasi. Dalam sejarah setiap bangsa, nilai-nilai kemanusiaan yang sama, puisi dapat ditemukan dimana saja.
“Puisi adalah luapan perasaan yang kuat secara spontan: berasal dari emosi yang diingat dalam kenangan.” William Wordsworth mengemukakan bahwa puisi berasal dari emosi yang dalam.
Buku puisi pertama yang terdokumentasi adalah Epik Gilgamesh. Sedangkan, soneta yang paling terkenal dan awal dibuat oleh Francesco Petrarca. Berikut bunyinya:
“Biarkan pohon salam yang indah tumbuh, di tepi sungai yang hijau,
dan biarkan dia yang menanamnya, di tempat yang teduh,
tulislah pikiran-pikiran yang luhur dan gembira, dengan suara air.
Seiring berjalannya waktu, banyak jenis puisi yang mengalami transformasi. Dari puisi jenaka, senota, dan balada yang bisa kita tulis. Walau banyak jenis, tujuan para penyair menulis puisi tetap sama, untuk mengeksplorasi kondisi manusia dan membangkitkan emosi melalui kata-kata.
Hari Puisi Sedunia atau World Poetry Day, dapat diperingati dengan kegiatan menulis puisi, membaca kembali puisi lama, dan mengajarkan puisi ke orang lain. Karena puisi bisa membangkitkan emosi bagi pendengarnya dan imajinasi bagi pembacanya.***(Alifya Syifaa-ul Fathonah)